Aku menjalani segala lorong yang pernah kupilih,dengan berjutaan pertanyaan jalan manakah yang benar.
Setiap langkah ku yang berat ini aku lalui dengan kesedihan,senyuman,bahkan dengan luka yang tak pernah kunjung kering dalam hatiku ini.
Lalu lalang mobil,motor sepertinya tak dapat membuatku untuk berhenti. Mnurutku dunia ini sudah kacau Hidup ini tidak berdasarkan kasih lagi,tapi berdasarkan kebohongan semata. Jujur aku sedih melihat akan kehidupan ini. Anak-anak terlantar,orang tua yang telah lanjut usia tidak diuperhatikan,orang yang susah di ejek, Orang yang kekurangan mental dan fisik di asingkan . Woiiiiiii apaa salh mereka sih,samapi-sampai jarang sangat,sepasang 2 boal mata yang mau menengok separuh dari mereka ?
Yang dilihat kalau-kalau orang kaya,karena uang biru dan uang merahnya. Yangkan didengar kalu-kalau gosip,yang berdebat bibir.
Kasih kalian pada keman sih ? Haah,,
Karena ku pusing aku memilih lorong yang lurus,bebatuan tanpa debu pasir dan rintangan. Aku merasa agak lega melalui lorong ini. Sejenak aku menyandarkan kepala kuuw yang besar dan berat ini di sebuah dinding yang terjulang sangat tinggi. Aku menarik nafas dan mencoba mengatur pernafasankuu ini.
Gruduk-gruduuk.. aaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh,,,,aku dikejjar oleh sekelompok geng motor. Ketika aku berlari,dan berlari,ternyata mereka tidak menyerangku namun bak tai panas mereka hanya bergerombolan,yang ingin [pawai seperti KAMPUNG,UDIKDAN NORAK . Kali ini otakkumkembali menyerap hasil mereka,mereka ini tidak tahu diuntung,motor dibelikan orang tua buka digunakan baik pula mananya,malah membonceng teman-teman utk berhura-hura.
Tak mau aku bercampur aduk mulut,aku pulang.
Melupakan segalanya,dan aku ingin menyadarkan diri sendiri sebleum aku menyadarkan diri orag lain.
Segan sangat mulut ini meneriaki mereka. Tetapi tak jadi karena aku tak mau bercampur tangan.
Jadi aku pulang